Thursday, 14 March 2013

Novel Lolita


 

Resensi Novel Lolita
 
Apa yang kita bayangkan saat mendengar kata “Lolita”? Anak kecil yang kenes? Ya, sebagian dari kita pasti pernah mendengar nama “Lolita” diasosiasikan dengan  anak perempuan yang “menggoda”. Novel Lolita memang sebuah karya monumental pada jamannya dan hingga sekarang masih terus dibaca orang, bahkan penulisnya sendiri telah meramalkan hal ini dalam novel . Menurut majalah Time, novel karangan Vladimir Nabokov ini adalah satu dari tiga novel paling berpengaruh sepanjang masa.
Tokoh utama novel ini, Humbert Humbert, adalah putra pemilik sebuah hotel di Riviera, Swiss yang menjadi piatu ketika ia masih berusia tiga tahun. Humbert kecil dibesarkan dengan pendidikan kelas atas. Pada usia tiga belas tahun, ia jatuh cinta pada Annabel, tamu hotel ayahnya. Namun, empat bulan setelah percintaan mereka yang belum usai, Annabel meninggal karena tifus. Cinta yang belum terselesaikan inilah yang menjadi awal petualangan Humbert dengan anak-anak perempuan seumuran Annabel.
Setelah dewasa, Humbert menikah dengan Valeria. Faktanya, pernikahan ini hanya formalitas belaka dan segera berakhir dengan perselingkuhan Valeria. Humbert pun melanjutkan hidup di Amerika, dimana ia menjadi seorang profesor sastra dan banyak menulis syair. Di sanalah ia, dengan semua yang nampak kebetulan, bertemu dengan Lolita, yang berusia dua belas tahun. Dalam diri Lolita, ia seakan menemukan kembali Annabelnya. Ibu Lolita, Charlotte, telah lama jatuh cinta pada Humbert, dan Humbert memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Lolita. Humbert menikahi Charlotte.
Humbert terus berpura-pura mencintai Charlotte hingga Charlotte menemukan diary Humbert. Charlotte tersentak dan berkemas hendak minggat dengan Lolita. Ia menulis surat pemberitahuan kepada sanak familinya. Namun malang, Charlotte tertabrak mobil ketika hendak mengeposkan surat-surat tersebut. Peristiwa itu dianggap sebagai takdir oleh Humbert dan ia sadar ia punya sedikit andil dalam eksekusi takdir tersebut.
Humbert tidak menunggu lama untuk membawa Lolita minggat bersamanya. Ia pun menjelajahi hampir seluruh Amerika, dengan berganti-ganti hotel. Pada suatu saat, Humbert “memperkosa” Lolita. Tak bisa sepenuhnya dikatakan memperkosa sebab Lolita bersikap lunak. Berikutnya, Humbert selalu memberikan bermacam hadiah untuk merayu Lo. Hubungan kumpul kebo macam ini berlangsung selama dua tahun pengelanaan mereka. Waktu yang cukup untuk mengubah arah hidup Lolita.
Lo disekolahkan Humbert selama beberapa saat. Di sekolah, Lo dilaporkan gurunya sebagai anak yang memiliki obsesi-obsesi seksual yang tak tersalurkan. Lo mulai bertingkah mencurigakan, atau Humbert sendiri yang terlalu curiga (yang dalam novel ini terlihat seakan-akan Humbert mengalami gejala-gejala skizofrenia). Pendeknya, Humbert yang posesif merasa bahwa sekolah tidak lagi perlu bagi Lo dan mengajaknya pergi berkelana meninggalkan sekolahnya. Tanpa sepengetahuan Humbert, Lo sendiri telah jatuh cinta pada Clare, penulis drama yang sempat dimainkannya, seorang yang sama berumurnya dengan Humbert. Pengelanaan babak kedua ini diakhiri oleh kaburnya Lo dengan penulis itu. Humbert sendiri mencari Lo seperti orang gila, tapi Lo tak ditemukan.
Tiga tahun kemudian, Lo mengirim surat kepada Humbert, menyatakan bahwa ia perlu uang untuk keluarganya. Humbert pun berkendara ke rumah Lo. Ia mendapati Lo sedang mengandung dan sudah tak terlihat seperti bocah lagi. Di sinilah kiranya novel ini dapat dikatakan sebagai salah satu novel dengan kekuatan cinta terbesar. Humbert tersadar bahwa ia tidak hanya mencintai Lo sebagai anak kecil berusia dua belas tahun seperti sangkaannya semula, tapi ia telah jatuh cinta pada Lo berapapun usianya. Humbert menangis dan memohon agar Lo kembali kepadanya. Lo menolak dengan halus. Lo memang tidak pernah benar-benar mencintai Humbert, ia hanya menyerahkan tubuhnya tapi tidak hati. Clare, sang penulis drama yang dicintai Lo ternyata juga hanya mempermainkannya. Di akhir cerita, Humbert mencoba menebus kesalahannya pada Lo dengan membunuh Clare, sebuah adegan yang memukau dengan percakapan dalam antara dua orang penulis yang akan membunuh dan dibunuh.
Lolita disadari atau tidak, sebenarnya merupakan cerita keseharian kita. Tentang ego kita yang sering tidak mempedulikan orang lain. Tentang kesenangan kita yang sering mengorbankan kebahagiaan orang lain. Tentang usaha penebusan kesalahan yang tidak memperbaiki apapun. Entahlah, mungkin ada lebih banyak alegori yang belum tertangkap oleh saya.
Novel ini bagi saya begitu detail dalam melukiskan tokoh-tokohnya dari sudut pandang Humbert sekaligus alur pikiran Humbert sendiri, lengkap dengan refleksi-refleksinya. Hal ini membuat pembaca begitu mengenal Humbert yang begitu kompleks. Nabokov sendiri pandai bermain kata-kata, novel terjemahan Indonesia yang saya baca masih begitu menarik. Entah, mungkin versi originalnya jauh lebih menarik. Hanya saja, rasanya tidak cukup hanya membaca satu kali, sepertinya saya kehilangan beberapa poin penting dari novel ini. Saya tidak memahami adegan-adegan yang seharusnya menarik bagi para penggemar psikologi. Saya pun tak memahami humor dalam buku ini yang melibatkan banyak nama seniman dan judul karyanya yang tidak saya ketahui, selain karena penerjemahan yang sedikit banyak menghilangkan sentuhan humor.
Lolita sendiri begitu misterius dalam buku ini, mungkin karena Nabokov menggambarkan Humbert sebagai “selalu mengabaikan pikiran-pikiran Lolita demi menenangkan dirinya sendiri”. Bahkan, penggambaran subjektif Humbert akan Lolita membuat saya bingung apakah Lolita benar-benar demikian, atau itu hanya persepsi Humbert. Nabokov sendiri kebanyakan hanya menuliskan pernyataan dan pikiran/tingkah Lolita yang justru menambah pesona dan kemisteriusannya. Entahlah, tapi saya selalu berandai-andai tentang bagaimana jika Nabokov menulis buku ini dari sudut pandang Lolita, dan dengan begitu judulnya mungkin “Humbert Humbert”. Mungkin “Humbert Humbert” tidak akan semenarik “Lolita”, mengingat sudut pandang anak belasan tahun tidak lebih kaya dari sudut pandang profesor berumur dan sudut pandang “korban” mungkin tidak lebih menarik dibanding sudut pandang “penjahat”. Postingan ini untuk kedepannya saya harap akan mengalami revisi jika sempat.
 keywords: Download Novel dan Buku Terbaru / Download Novel Lolita / Lolita /Download Ebook Lolita




Populer di BACA