Resensi Novel Lolita
Apa yang kita
bayangkan saat mendengar kata “Lolita”? Anak kecil yang kenes? Ya,
sebagian dari kita pasti pernah mendengar nama “Lolita” diasosiasikan
dengan anak perempuan yang “menggoda”. Novel Lolita memang sebuah karya
monumental pada jamannya dan hingga sekarang masih terus dibaca orang,
bahkan penulisnya sendiri telah meramalkan hal ini dalam novel . Menurut
majalah Time, novel karangan Vladimir Nabokov ini adalah satu dari tiga novel paling berpengaruh sepanjang masa.
Tokoh
utama novel ini, Humbert Humbert, adalah putra pemilik sebuah hotel di
Riviera, Swiss yang menjadi piatu ketika ia masih berusia tiga tahun.
Humbert kecil dibesarkan dengan pendidikan kelas atas. Pada usia tiga
belas tahun, ia jatuh cinta pada Annabel, tamu hotel ayahnya. Namun,
empat bulan setelah percintaan mereka yang belum usai, Annabel meninggal
karena tifus. Cinta yang belum terselesaikan inilah yang menjadi awal
petualangan Humbert dengan anak-anak perempuan seumuran Annabel.
Setelah
dewasa, Humbert menikah dengan Valeria. Faktanya, pernikahan ini hanya
formalitas belaka dan segera berakhir dengan perselingkuhan Valeria.
Humbert pun melanjutkan hidup di Amerika, dimana ia menjadi seorang
profesor sastra dan banyak menulis syair. Di sanalah ia, dengan semua
yang nampak kebetulan, bertemu dengan Lolita, yang berusia dua belas
tahun. Dalam diri Lolita, ia seakan menemukan kembali Annabelnya. Ibu
Lolita, Charlotte, telah lama jatuh cinta pada Humbert, dan Humbert
memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Lolita. Humbert menikahi
Charlotte.
Humbert
terus berpura-pura mencintai Charlotte hingga Charlotte menemukan diary
Humbert. Charlotte tersentak dan berkemas hendak minggat dengan Lolita.
Ia menulis surat pemberitahuan kepada sanak familinya. Namun malang,
Charlotte tertabrak mobil ketika hendak mengeposkan surat-surat
tersebut. Peristiwa itu dianggap sebagai takdir oleh Humbert dan ia
sadar ia punya sedikit andil dalam eksekusi takdir tersebut.
Humbert
tidak menunggu lama untuk membawa Lolita minggat bersamanya. Ia pun
menjelajahi hampir seluruh Amerika, dengan berganti-ganti hotel. Pada
suatu saat, Humbert “memperkosa” Lolita. Tak bisa sepenuhnya dikatakan
memperkosa sebab Lolita bersikap lunak. Berikutnya, Humbert selalu
memberikan bermacam hadiah untuk merayu Lo. Hubungan kumpul kebo macam
ini berlangsung selama dua tahun pengelanaan mereka. Waktu yang cukup
untuk mengubah arah hidup Lolita.
Lo
disekolahkan Humbert selama beberapa saat. Di sekolah, Lo dilaporkan
gurunya sebagai anak yang memiliki obsesi-obsesi seksual yang tak
tersalurkan. Lo mulai bertingkah mencurigakan, atau Humbert sendiri yang
terlalu curiga (yang dalam novel ini terlihat seakan-akan Humbert
mengalami gejala-gejala skizofrenia). Pendeknya, Humbert yang posesif
merasa bahwa sekolah tidak lagi perlu bagi Lo dan mengajaknya pergi
berkelana meninggalkan sekolahnya. Tanpa sepengetahuan Humbert, Lo
sendiri telah jatuh cinta pada Clare, penulis drama yang sempat
dimainkannya, seorang yang sama berumurnya dengan Humbert. Pengelanaan
babak kedua ini diakhiri oleh kaburnya Lo dengan penulis itu. Humbert
sendiri mencari Lo seperti orang gila, tapi Lo tak ditemukan.
Tiga
tahun kemudian, Lo mengirim surat kepada Humbert, menyatakan bahwa ia
perlu uang untuk keluarganya. Humbert pun berkendara ke rumah Lo. Ia
mendapati Lo sedang mengandung dan sudah tak terlihat seperti bocah
lagi. Di sinilah kiranya novel ini dapat dikatakan sebagai salah satu
novel dengan kekuatan cinta terbesar. Humbert tersadar bahwa ia tidak
hanya mencintai Lo sebagai anak kecil berusia dua belas tahun seperti
sangkaannya semula, tapi ia telah jatuh cinta pada Lo berapapun usianya.
Humbert menangis dan memohon agar Lo kembali kepadanya. Lo menolak
dengan halus. Lo memang tidak pernah benar-benar mencintai Humbert, ia
hanya menyerahkan tubuhnya tapi tidak hati. Clare, sang penulis drama
yang dicintai Lo ternyata juga hanya mempermainkannya. Di akhir cerita,
Humbert mencoba menebus kesalahannya pada Lo dengan membunuh Clare,
sebuah adegan yang memukau dengan percakapan dalam antara dua orang
penulis yang akan membunuh dan dibunuh.
Lolita
disadari atau tidak, sebenarnya merupakan cerita keseharian kita.
Tentang ego kita yang sering tidak mempedulikan orang lain. Tentang
kesenangan kita yang sering mengorbankan kebahagiaan orang lain. Tentang
usaha penebusan kesalahan yang tidak memperbaiki apapun. Entahlah,
mungkin ada lebih banyak alegori yang belum tertangkap oleh saya.
Novel
ini bagi saya begitu detail dalam melukiskan tokoh-tokohnya dari sudut
pandang Humbert sekaligus alur pikiran Humbert sendiri, lengkap dengan
refleksi-refleksinya. Hal ini membuat pembaca begitu mengenal Humbert
yang begitu kompleks. Nabokov sendiri pandai bermain kata-kata, novel
terjemahan Indonesia yang saya baca masih begitu menarik. Entah, mungkin
versi originalnya jauh lebih menarik. Hanya saja, rasanya tidak cukup
hanya membaca satu kali, sepertinya saya kehilangan beberapa poin
penting dari novel ini. Saya tidak memahami adegan-adegan yang
seharusnya menarik bagi para penggemar psikologi. Saya pun tak memahami
humor dalam buku ini yang melibatkan banyak nama seniman dan judul
karyanya yang tidak saya ketahui, selain karena penerjemahan yang
sedikit banyak menghilangkan sentuhan humor.
Lolita
sendiri begitu misterius dalam buku ini, mungkin karena Nabokov
menggambarkan Humbert sebagai “selalu mengabaikan pikiran-pikiran Lolita
demi menenangkan dirinya sendiri”. Bahkan, penggambaran subjektif
Humbert akan Lolita membuat saya bingung apakah Lolita benar-benar
demikian, atau itu hanya persepsi Humbert. Nabokov sendiri kebanyakan
hanya menuliskan pernyataan dan pikiran/tingkah Lolita yang justru
menambah pesona dan kemisteriusannya. Entahlah, tapi saya selalu
berandai-andai tentang bagaimana jika Nabokov menulis buku ini dari
sudut pandang Lolita, dan dengan begitu judulnya mungkin “Humbert
Humbert”. Mungkin “Humbert Humbert” tidak akan semenarik “Lolita”,
mengingat sudut pandang anak belasan tahun tidak lebih kaya dari sudut
pandang profesor berumur dan sudut pandang “korban” mungkin tidak lebih
menarik dibanding sudut pandang “penjahat”. Postingan ini untuk
kedepannya saya harap akan mengalami revisi jika sempat.
keywords:
Download Novel dan Buku Terbaru / Download Novel Lolita / Lolita /Download Ebook Lolita